Bukan menyerah !!
Nikmati semuanya apa adanya
karena hidup seperti awan
gelap dan terang
hitam dan putih
Coba bertahan seperti engkau menatap rembulan
Coba berani seperti engkau berjalan di teriknya mentari
Jangan pikirkan bagaimana hidup akan berakhir
semua tercipta untuk berakhir
pikirkan untuk menjalani hidup
rencanakan putih atau hitam
dan tetaplah berjalan menyusuri perjalanan
hingga sampai ke penghujung waktu kehidupan
Menangislah pada apa yang layak untuk kau tangiskan
senyumlah untuk semua nyanyian lagu hidupmu
tanamkanlah benih cinta pada ladangladang kebencian
biar tumbuhkan tamantaman indah
buat engkau tersenyum
buat engkau bersyukur
Kairo, Kamis 3 januari 2008
Senin, 05 Mei 2008
Kisah Negeri Gelap
Kisah Negeri Gelap
(Hidayah yang hilang)
Babi!
Anjing!
Matahari sudah mati!
Bulan pingsan!
Terdengar suara mencarut dalam gelap
Sumpah serapah biasa di negri itu
Di negeri itu
Orang orang meraba raba, gelap
Minyak sudah habis semua pelita sudah padam, gelap
Entah sudah berapa tahun matahari hilang, gelap
Entah berapa lama bulan pingsan, gelap
Di negeri itu
Tak bisa bedakan taman hiburan atau hutan, gelap
Tak bisa bedakan jalan atau jurang, gelap
Tak bisa bedakan rumah atau kuburan, gelap
Kala dan Lipan di bawah tilam merayap mengendap, gelap
Di negeri itu
Suami tak lagi kenal istri tetangga atau istri sendiri, gelap
Isteri tak lagi kenal suami sendiri atau suami tetangga, gelap
Tidak ada lagi ketawa yang ada hanya sumpah serapah
Tidak ada lagi tangis yang ada hanya sumpah serapah
mesra bujuk rayu mirip carut marut-sumpah serapah, gelap
Aku mau pergi ke negeri gelap itu!
Kataku suatu ketika pada isteriku
Jangan nanti kamu tidak bisa kembali!
Katanya padaku manja
Aku membawa pelita ke negeri gelap itu!
Jangan nanti pelita itu padam!
Katanya padaku dengan gaya yang sama
Oh Tuhan!
kasihan negeri itu gelap
kutitipkan anak dan istriku yang manja padamu
Malam ini aku pergi ke negeri itu
membawa pelita untuk mereka
Cairo, jumat 11 Januari 2008, Pukul 00:30 Am
(Hidayah yang hilang)
Babi!
Anjing!
Matahari sudah mati!
Bulan pingsan!
Terdengar suara mencarut dalam gelap
Sumpah serapah biasa di negri itu
Di negeri itu
Orang orang meraba raba, gelap
Minyak sudah habis semua pelita sudah padam, gelap
Entah sudah berapa tahun matahari hilang, gelap
Entah berapa lama bulan pingsan, gelap
Di negeri itu
Tak bisa bedakan taman hiburan atau hutan, gelap
Tak bisa bedakan jalan atau jurang, gelap
Tak bisa bedakan rumah atau kuburan, gelap
Kala dan Lipan di bawah tilam merayap mengendap, gelap
Di negeri itu
Suami tak lagi kenal istri tetangga atau istri sendiri, gelap
Isteri tak lagi kenal suami sendiri atau suami tetangga, gelap
Tidak ada lagi ketawa yang ada hanya sumpah serapah
Tidak ada lagi tangis yang ada hanya sumpah serapah
mesra bujuk rayu mirip carut marut-sumpah serapah, gelap
Aku mau pergi ke negeri gelap itu!
Kataku suatu ketika pada isteriku
Jangan nanti kamu tidak bisa kembali!
Katanya padaku manja
Aku membawa pelita ke negeri gelap itu!
Jangan nanti pelita itu padam!
Katanya padaku dengan gaya yang sama
Oh Tuhan!
kasihan negeri itu gelap
kutitipkan anak dan istriku yang manja padamu
Malam ini aku pergi ke negeri itu
membawa pelita untuk mereka
Cairo, jumat 11 Januari 2008, Pukul 00:30 Am
wiridan kemarau
wiridan kemarau
Allah! Allah!
hamba sudah selesai ngaji dan istighfar
lilin hampir padam
bulan tinggal sepotong
sudah dekat fajar
ini do'a hamba wahai Allah
bumi menangis kehausan
karna langit tak lagi menurunkan hujan
engkau tlah lihat api melalap lahab hutan
Singa hilang kerajaannya
rumput pucat kuning mengering
ternak mati di kandang malang
cucu Adam danHawa ketakutan
menyesal dijemput kematian
Allah! Allah!
hujan hamba minta diturunkan
Kairo 19 mei 2007
Allah! Allah!
hamba sudah selesai ngaji dan istighfar
lilin hampir padam
bulan tinggal sepotong
sudah dekat fajar
ini do'a hamba wahai Allah
bumi menangis kehausan
karna langit tak lagi menurunkan hujan
engkau tlah lihat api melalap lahab hutan
Singa hilang kerajaannya
rumput pucat kuning mengering
ternak mati di kandang malang
cucu Adam danHawa ketakutan
menyesal dijemput kematian
Allah! Allah!
hujan hamba minta diturunkan
Kairo 19 mei 2007
Maafkan Aku
Maafkan Aku
(Kutemukan cinta di alam Cyber)
Andai aku bisa membeli tangis dan lukamu
karena aku tak bisa lagi untuk setia pada cinta kasihmu
Andai aku bisa membeli mimpimimpimu tentang aku
karna aku tak lagi mampu melukis mimpimimpi untukmu
Andai aku bisa membeli kenanganmu tentang diriku
karena aku tak bisa ukirkan kenangan itu padamu lagi saat ini
Maafkan aku
lewat seketsa bahasamu
lewat seketsa candamu
lewat guratan puisipuisimu
lewat getaran curahan hatimu
Lewat FS kutatap gambarmu
walau belum sempat bertemu
aku telah mengenali bayangmu
Kita tidak akan bertemu lagi
Kita tidak akan menguntai puisi lagi
Kita tidak akan berkirim Email lagi
Kita tidak akan berkirim surat lagi
Maafkan aku
Karena saat ini
Aku telah ditelan bumi
Aku telah sendiri
Aku mati
Aku mati
Cairo, 17 April 2008
(Kutemukan cinta di alam Cyber)
Andai aku bisa membeli tangis dan lukamu
karena aku tak bisa lagi untuk setia pada cinta kasihmu
Andai aku bisa membeli mimpimimpimu tentang aku
karna aku tak lagi mampu melukis mimpimimpi untukmu
Andai aku bisa membeli kenanganmu tentang diriku
karena aku tak bisa ukirkan kenangan itu padamu lagi saat ini
Maafkan aku
lewat seketsa bahasamu
lewat seketsa candamu
lewat guratan puisipuisimu
lewat getaran curahan hatimu
Lewat FS kutatap gambarmu
walau belum sempat bertemu
aku telah mengenali bayangmu
Kita tidak akan bertemu lagi
Kita tidak akan menguntai puisi lagi
Kita tidak akan berkirim Email lagi
Kita tidak akan berkirim surat lagi
Maafkan aku
Karena saat ini
Aku telah ditelan bumi
Aku telah sendiri
Aku mati
Aku mati
Cairo, 17 April 2008
Langganan:
Postingan (Atom)