Jumat, 07 Maret 2008

Puisiku: Surat Bertinta Merah

Surat Bertinta Merah

Kau ingat waktu aku memberikan surat padamu
surat bertinta merah dalam amplop merah jambu
saat itu kau menangis meragukan ksetiaanku
aku hanya diam tak kupujuk kau
karna aku masih merah dan lugu

Surat bertinta merah
kuberikan padamu bersama bunga ros merah
bunga kesukaanmu
katamu juga ibumu suka
bila ibumu merajuk;
ayahmu membujuk pakai bunga ros merah

Surat bertinta merah
rangkain kata berpuisikan cinta
puisi cinta yang kupahat dalam karyaku
surat yang kutulis dengan darahku
karna cintaku senantiasa mengalir dalam darah
sampai darahku berhenti
dan membeku dalam darah ketika aku mati

Kairo. 1 september 2007
jam 05.35 sore

Puisiku: Gadis Desa

Gadis Desa

Gadisku
Senyummu padi menguning
Matamu padang rumput menghijau
Nafasmu angin semilir di lereng bukit
Air matamu hujan yang ditunggu pak tani
Keringat yang mengalir di keningmu seharum beras ladang
Lumpur yang membalutmu mengajarimu tegar dan ikhlas
Kulitmu kecoklatan seharian di ladang
Senyummu sumringah mengejar belalang
Ketawamu renyah mengusir burung pipit

Gadisku
Rinduku padamu seperti rindu burung pipit pada padi
Membuat aku ingin meninggalkan kota nostalgia ini
Dan aku takut bila bertemu denganmu hanya membisu
Atau aku tidak mendapatimu

Cairo, 05 Maret 2008, 00:30 Am

Puisiku: Melamar

Melamar

Wajah tampanku sudah kuperlihatkan
jangan takut!, nggak pakai kemenyan atau bunga setaman
jangan gementaran
tataplah mataku pasti nyaman

Dik…!
dalam pertemuan ini
tolong terima pinangan ini
biar nanti kita diijab-kabulkan bapak kadi

Aku tahu engkau perempuan shalehah
hanya mau dijamah setelah menikah
Aku jantan dan gagah
Sangat suka nonton film lucah

Dik... jangan resah
kalau kita cepat menikah
aku tidak akan salah melangkah

Katanya setan akan marah
kalau ada orang menikah
dia akan lari menyumpah-serapah
sampai tulangnya patah-patah

Dik..., engkau perempuan beriman
menjaga kesucian dan kehormatan
tidak suka pacaran
tak mempan gombalan
Aku suka ngobral kejantanan
Pada perempuan dan pelacuran

Kata nabi tidak berzina orang beriman
Wahai…, aku ingin sepertimu beriman
biar aku tidak lagi pergi ke pelacuran

Tolong dik,
diterima ya… pinangan ini
aku pingin jadi suami
jangan ditolak ya...
aku banyak mengoleksi pelet

Kairo,14 april 2007

Puisiku: Lelaki Bajingan

Lelaki Bajingan
(kumbang penghisap bunga)

Laki-laki bajingan
Lagi-lagi menari di atas ranjang
Seperti kesurupan
Pesta perawan

Laki-laki bajingan
Mendengus panjang
Mendengar rintihan perawan
Setelah mengejang-ngejang
"Dasar perempuan!"
"Engkau kubuang!"

Laki-laki bajingan
Berjalan dengan dada bidang
Sambil melirik kiri dan kanan
Mata keranjangnya siap menelanjangi perempuan
Oh…! Aku mencium bau perawan
Nafsunya naik menggelinjang-nggelinjang

Dasar bajingan
Tak sadar ibumu perempuan
Terkutuk kau seperti setan
Menyampah aku nak mengaku jantan

Kairo, 23 maret 2007

Puisiku: Janji

Janji

Gadis manis
sedang duduk mengurai air mata
di depan jendela
sering kutatap setiap senja
ketika aku pergi ke mushalla
mata sayunya menatap langit
seperti menyulam rindu
mungkin menghitung waktu

bila mentari telah temaram
kutemukan dia
menangis di taman bunga depan rumahnya
duduk di batas kolam memandang teratai
mungkin di sini ia pernah mengikat janji
pada pria yang dinanti

Kairo 18 mei 2007

Puisiku: Aku Jatuh Cinta

Aku jatuh cinta

Merajut mimpi
menuai angan dalam hati
kalaupun terbang bukan ke langit
tersentuh di hati seakan menggigit

kuukir dalam jiwa
mustika anugrah bernama cinta
karna jiwa bagai gurun kering tandus
rumput beracun pun tak akan tumbuh

hati hitam telah putih seperti kapas
rindu dendam di dada membuncah
pesona dikau menembus laksana panah
beberapa kata kupahat
janji bersama hingga ke liang lahat
aku mencoba tidak berkhianat

Kairo, 20 juni 2007