Shaalah Hendak Menikah
Si Sholah pencari sampah
sedang menatap gedung-gedung indah
menjulang tinggi seperti bukit thurisinah
diletakannya karung isi sampah
tanganya mengibas ngibas baju bertanah
Dirogoh kantong bajunya
dikeluarkan rokok putung yang ia ambil ketika memulung
dijepit dengan kedua bibirnya
dinyalakan dan segera dihisap perlahan
kemudian termenung
Sholaah punya Habibah
namanya Monah
suka makan firah1 dengan thahinah2
wajahnya cantik kelihatan pasrah
tapi tak mau dijamah sholah
Sholaah merasa jengah
kalau jumpa Monah
Karna selalu berkata mendesah
“Kapan aku kau nikah?
tapi jangan lupa aku belikan sa'ah”3
Ini yang membuat sholah susah
“Nanti kubeli sa'ah tapi sekarang aku belum punya junaih”4
katanya dalam hati marah
Sholaah masih mencari sampah
kalau sudah letih berdiri mematung
matanya tak lepas menatap gedung-gedung
kapan ya aku punya sa'ah
untuk menikah dengan Monah
Cairo, 28 Maret 2007
Arti kata:
1.Ayam bakar
2.Kuah yang terbuat dari wijen
3.Rumah
4.Mata uang Mesir
Jumat, 04 April 2008
Puisiku: Dalam Kuburan Rumah
Rumah dalam kuburan
(Pada Musim Dingin)
Pemuda kurus kering usia dua puluhan
duduk di depan gerbang kuburan
tubuh kurusnya sedikit menggigil menahan dingin
menatap kenderaan yang lewat
sambil menunggu tenggelamnya matahari
mungkin malas tinggal serumah dengan mayat
Pemuda kurus dekil usia dua puluhan
tidur sekamar dengan mayat
kadang masih ada sisa ulat
menempel pada selimut mayat
musim dingin tidur dalam kuburan lebih nikmat
karna selimut tinggal sekerat
tahun 1992 gempa membuat rumahnya kiamat
keluaraga habis lumat yang tersisa hanya mayat
pemerintah negrinya tidak bertindak dengan cepat
bertahun-tahun hidup beratap langit melarat
Pemuda kurus kering usia dua puluhan
tinggal dalam kuburan
tidak sendirian
lima ribuan temannya
Kairo, April 2007
(Pada Musim Dingin)
Pemuda kurus kering usia dua puluhan
duduk di depan gerbang kuburan
tubuh kurusnya sedikit menggigil menahan dingin
menatap kenderaan yang lewat
sambil menunggu tenggelamnya matahari
mungkin malas tinggal serumah dengan mayat
Pemuda kurus dekil usia dua puluhan
tidur sekamar dengan mayat
kadang masih ada sisa ulat
menempel pada selimut mayat
musim dingin tidur dalam kuburan lebih nikmat
karna selimut tinggal sekerat
tahun 1992 gempa membuat rumahnya kiamat
keluaraga habis lumat yang tersisa hanya mayat
pemerintah negrinya tidak bertindak dengan cepat
bertahun-tahun hidup beratap langit melarat
Pemuda kurus kering usia dua puluhan
tinggal dalam kuburan
tidak sendirian
lima ribuan temannya
Kairo, April 2007
Puisiku: Melamar
Melamar
Wajah tampanku sudah kuperlihatkan
jangan takut!, nggak pakai kemenyan atau bunga setaman
jangan gementaran
tataplah mataku pasti nyaman
Dek,
dalam pertemuan ini
tolong terima pinangan ini
biar nanti kita diijab-kabulkan bapak kadi
Aku tahu engkau perempuan shalehah
hanya mau dijamah setelah menikah
Aku jantan dan gagah
Sangat suka nonton film lucah
Dek,
jangan resah
kalau kita cepat menikah
aku tidak akan salah melangkah
Katanya setan akan marah
kalau ada orang menikah
dia akan lari menyumpah-serapah
sampai tulangnya patah-patah
Dek,
engkau perempuan beriman
menjaga kesucian dan kehormatan
tidak suka pacaran
tak mempan gombalan
Aku suka ngobral kejantanan
Pada perempuan dan pelacuran
Kata nabi tidak berzina orang beriman
Wahai…, aku ingin sepertimu beriman
biar aku tidak lagi pergi ke pelacuran
dek,
tolong diterima ya… !
pinangan ini
aku pingin jadi suami
jangan ditolak ya...!
aku banyak mengoleksi pelet
Kairo,14 april 2007
Puisiku: Jangan Buat Aku Mabuk
Jangan Buat Aku Mabuk
Duniaku jangan buat aku mabuk
cukuplah engkau buat hiruk pikuk
tapi biarlah di sini tetap kupeluk
aku janji akan buat kamu takluk
agar tuhanku tak lagi mengutuk
Aku tak memujamu
aku pemuja tuhanku
berlututlah aku khalifahmu
lari pun kau tak akan kukejar
Tuhanku!
ini duniaku
kupersembahkan untuk akheratku
Kairo, Jum'at 2 Nov 2007 : 16.17
Duniaku jangan buat aku mabuk
cukuplah engkau buat hiruk pikuk
tapi biarlah di sini tetap kupeluk
aku janji akan buat kamu takluk
agar tuhanku tak lagi mengutuk
Aku tak memujamu
aku pemuja tuhanku
berlututlah aku khalifahmu
lari pun kau tak akan kukejar
Tuhanku!
ini duniaku
kupersembahkan untuk akheratku
Kairo, Jum'at 2 Nov 2007 : 16.17
Puisiku: Kasur tanah tempat tidurku
Kasur tanah tempat tidurku
Jerit keras menyayat
minta tambah amal kerna sudah jadi mayat
cacing tanah pun memamah dengan lahap
mungkin juga berdoa minta tambah
dalam gelapnya malam dan tanah
Kasur tanah; Oh… menyedihkan!
air mata darah dan nanah
banyak tumpah di sana
Wahai…!, di mana keluarga?
mungkin menangis beberapa masa dan lupa
nama dan kemashuran hanya jadi sejarah dan omongan
harta yang dikumpulkan telah diwariskan
Kau tahu
istrimu jadi pengantin baru
anak-anakmu punya bapak baru
Semua tinggal kenangan
menyakitkan bukan?
menangislah kau! sepuasmu...
Kairo 1 mei 2007
Jerit keras menyayat
minta tambah amal kerna sudah jadi mayat
cacing tanah pun memamah dengan lahap
mungkin juga berdoa minta tambah
dalam gelapnya malam dan tanah
Kasur tanah; Oh… menyedihkan!
air mata darah dan nanah
banyak tumpah di sana
Wahai…!, di mana keluarga?
mungkin menangis beberapa masa dan lupa
nama dan kemashuran hanya jadi sejarah dan omongan
harta yang dikumpulkan telah diwariskan
Kau tahu
istrimu jadi pengantin baru
anak-anakmu punya bapak baru
Semua tinggal kenangan
menyakitkan bukan?
menangislah kau! sepuasmu...
Kairo 1 mei 2007
Langganan:
Postingan (Atom)